MAKALAH
DI AJUKA UNTUK MEMENUHI
PERSYARAAN MATA PELAJARAN
SEPAK BOLA
Mata Pelajaran :
Disusun Oleh: Kelompok 1
Riki Mulyadi
Riki Prasetyo
Haris Rosi
Linda Wati
MAS. AL-MANSHURY SUNGAI BAKAU BESAR LAUT
KEC. SUNGAI PINYUH KAB. MEMPAWAH KODE POS 78353
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas limpahan
rahmat, hidayah dan inayahnya maka kami dapat menyelesaikan makalah “PENJASKES”.
Dengan
judul “SEPAK BOLA” dapat
terselesaikan dengan baik dan semampu penulis.
kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini
masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sangat kami harapkan dari berbagai pihak
sebagai bahan perbaikan dalam proses penyusunan materi yang selanjutnya.
Tak lupa ucapan terima kasih kami haturkan kepada (guru bidang study)selaku guru mata pelajaran “PENJASKES” karena atas jasa dan pengaruhnya kami dapat
mengetahui materi tersebut. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih
kepada Ayah dan bunda tercinta serta kepada rekan-rekan seperjuangan
karena atas dorongan dan semangat kerja samanya yang baik sehinga kami dapat
aktif dalam mengikuti proses belajar pada saat ini.
Akhirnnya disampaikan terima kasih.
Mempawah, 16 Januari
2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...................................................................................
DAFTAR
ISI.................................................................................................. .......
BAB
I PEMBAHASAN
A.
Sejarah sepak
bola.....................................................................................
B.
Formasi
permainan sepak bola...................................................................
C.
Perwasitan
dalam sepak bola.....................................................................
D.
Pola
penyerangan dan pola pertahanan.....................................................
BAB II PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................
B.
Saran .........................................................................................................
C.
Daftar Pustaka...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sepak bola adalah permainn beregu, yang terdiri
dari 11 pemain dan beberapa cadangan yang telah disediakan dipinggir lapangan
oleh pelatih yang diberi batas oleh beberapa kompetesi dan didalam permainan
sepak bola ini sangat mengutamakan kerjasama dan kekompakan tim dalam bermain
guna untuk memenangkan pertandingan.
Untuk mencapai semua itu harus memiliki strategi
atau dan formasi tim yang bagus sehinnga kita dapat menyerang dan bertahan
dalam pertandingan, formasi adalah sistem dalam permainan sepak bola adalah
cara penempatan, ruang gerak serta pembagian tugas dari setiap pemain dengan
posisi yang ditempatinya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa sejarah
sepak bola?
2.
Bagaimana formasi permainan sepak bola?
3.
Bagaimana perwasitan dalam sepak bola?
4.
Bagaimana pola
penyerangan dan bola pertahanan?
C.
Tujuan
1.
Ingin mengetahui sejarah sepak bola
2.
Ingin mengetahui formasi permainan sepak bola
3.
Ingin mengetahui perwasitan dalam sepak bola
4.
Ingin mengetahui pola penyerangan dan bola pertahanan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah sepak bola
Sejarah olahraga sepak bola (permainan menendang bola) dimulai
sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Tiongkok.[7]
Pada masa Dinasti Han tersebut,
masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil.[7]
Permainan serupa juga dimainkan di Jepang
dengan sebutan Kemari.[8]
Di Italia,
permainan menendang dan membawa bSejarah olahraga sepak bola (permainan
menendang bola) dimulai sejak abad ke-2 dan ke-3 sebelum Masehi di Tiongkok.[7]
Pada masa Dinasti Han tersebut,
masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil.[7]
Permainan serupa juga dimainkan di Jepang
dengan sebutan Kemari.[8]
Di Italia,
permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.[8]
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris
dengan menetapkan peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh
banyak kalangan.[7]
Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama
pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang
olahraga ini dimainkan pada tahun 1365.[7]
Raja James I dari Skotlandia juga mendukung
larangan untuk memainkan sepak bola.[7]
Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi
terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.[7]
Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika
11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan
tersebut.[8]
Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan
sepak bola (soccer).[8]
Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.[7]
Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut,
pedagang,
dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.[7]
Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada
awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.[7]
ola juga digemari terutama mulai abad ke-16.[8]
Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris
dengan menetapkan peraturan-peraturan dasar dan menjadi sangat digemari oleh
banyak kalangan.[7]
Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama
pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang
olahraga ini dimainkan pada tahun 1365.[7]
Raja James I dari Skotlandia juga mendukung
larangan untuk memainkan sepak bola.[7]
Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi
terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.[7]
Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika
11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan
tersebut.[8]
Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan
sepak bola (soccer).[8]
Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola.[7]
Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut,
pedagang,
dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia.[7]
Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada
awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.[7]
B.
Formasi permainan sepak bola
Sepak bola adalah permainan beregu, yang terdiri
atas 11 orang, permainan ini mengutamakan kerjasama antar pemain seregu untuk
memenangkan pertandingan.
Untuk menjalin kerjasama yang baik diperlukan
pengertian antara satu pemain dengan pemain yang lain. Hal ini berlaku baik
dalam situasi menyerang maupun dalam keadaan bertahan, pengertian dan kerjasama
juga disesuikan dengan tugas dan fungsi dari setiap posisi dari setiap pemain
dilapangan.
Formasi (sistem) dalam permainan sepak bola adalah cara
penempatan, ruang gerak serta pembagian tugas dari setiap pemain dari posisi
yang ditempatinya. Hal tersebut berlaku baik pada saat melakukan penyerangan
maupun pada waktu melaksanakan pertahanan. Dengan sistem ini, setiap pemain telah
mengetahui tugas utamanya, daerah atau ruang gerak masing-masing. Memahami apa
yang harus dijaga dan dilakukan pada saat menyerang, dan kemana harus bergerak,
serta siapa yang harus dijaga kalau pihaknya kalah bola.
Dengan formasi, maka pola penyerangan dan
pertahanan akan terkoordinir dan kerja sama akan lebih terarah. Setiap formasi
mempunyai ciri masing-masing dan menuntun tingkat dan kualitas kemampuan pemain
yang berbeda. Bahkan setiap posisi dalam sistem tertentu memerlukn kualitas
pemain yang tidak sama. Sebagai contoh, pemain lapangan tengah (gelandang)
dalam formasi 4-2-4 merupakan pemain yang lebih komplit kemampuannya
dibandingkan denga tuntunan pemain lapangan tegah dalam formasi WM atau formasi
4-3-3
Suatu tim sebelum menggunakan atau menerapkan suatu
sistem tertentu, perlu terlebih dahulu mengkaji materi pemain yang dimiliki.
Kualitas pemain yang ada harus sesuai dangan tuntunan sistem yang akan
digunakan.
Beberapa formasi permainan sepak bola yang sering
digunakan, diantaranya. Formasi 4-2-4., 4-3-3 4-4-2, dan 1-3-3-3 formasi
tersebut akan dipaparkan sebagai berikut
1.
Formasi 4-2-4
Formasi 4-2-4 lahir diinggris kemudian berkembang
luas. Formasi 4-2-4 mendapat penghormatan dari Brazil, karena tim nasionalnya
berhasil menjadi juara dunia dengan menerpkan formasi ini pada 1958.
Cara melakukan formasi 4-2-4 adalah sebagai berikut.
1)
Empat pemain
belakang merupakan pertahanan yang kuat. Kedua pemain tengah (senter back)
bermain berdampingan satu sama lain secara diagonal.salah satu diantara center
back ini ikut bergerak amaju sat tim sedang melakukan serangan.
2)
Kedua back (kiri/kanan) mendapat bantuan penuh dari center
back masing-masing. Agar dapat lebih memusatkan perhatian pada penyerangan
sayap lawan.
3)
Kedua pemain
lapangan tengah (gelandang) merupakan pemain yang paling sibuk, mereka harus
menjelajah lapangan dengan radius yang luas.
4)
Keempat pemain
penyerang mempunyai tugs utama menyerang. Kedua pemain sayap ikut dalam usaha
membangun serangan, yang dimulai dari garis tengah lapangan
5)
Kedua pemain
penyerangan tengah yang merupakan dua ujung tombak penyerangan merupkan bahaya
permanen bagi gawang lawan.
2.
formasi 4-3-3
formasi ini lebih fleksibel dn melupakan fariasi
dari formasi 4-2-4 dengan menarik salah satu pemain depan keposisi gelandang.
Pertahanan hampir sama denga formasi 4-2-4 hanya perbedaannya pada formsi ini pertahanan
mendapatkan dukungan yang lebih baik dari tiga pemain lapangan tengah, yang
mengisi daerah depan area pertahanan. Dengan kombinasi ini, kedua pemain
belakang (full back) dan pemain lapangan tengah dapat melakukan
trobosan. Biasanya ketiga penyerang melakukan tekanan terhadap pertahanan
lawan, dan harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk mencetak gol.
Cara
melakukan formasi 4-3-3 adalah sebagai berikut.
1)
Dukungan pemain
lapangan tengah menguntungkan bagi kestabilan pertahanan.
2)
Pemain lapangan
tengah depat melakukan terobosan yang tiba-tiba ke arah pertahanan lawan.
3)
Pemain
gelandang tengah berperan sebagai “pengaturan” dalam membangun permainan
mengatur penyerangan dan juga memperhatikan pertahanan.
4)
Dari ketiga
penyerangan diperlukan seorang yang mengendalikan komando yang dapat
melancarkan serangan, sehingga senantiasa membahayakan gawang lawan dia harus mampu
menjalin kerjasama dan meyatukan sesama penyerangan.
5)
Pemain sayap
dapat bergerak lebih bervariasi dari pada pemain sayap formasi 4-2-4
6)
Disamping
gerakan perorangan sepeti trobosan ke garis gawang lawan, ciri khusus formasi
4-3-3 adalah pertukaaran posisi antar
pemain yang banyak sekali dilakukan.
3.
Formasi 4-4-2
Formasi ini secara otomatis memiliki kecenderungan
dapat membuat barisan pertahanan lebih baik dan suatu peningkatan keseimbangan
dilapangan tengah.
Cara melakukan formasi 4-4-2 adalah sebagai
berikut:
1)
Didepan daerah
pertahanan, barisan pertahanan diperkuat empat pemain lapangan tengah, yang
sekaligis memungkinkan untuk mengendalikn lapangan tengah dengan labih baik.
2)
Jika dilakukan
dengan cara yang benar mka sistem ini hanya secara temporer memerlukan bantuan
dilapangan tengah.
3)
Kedua penyerang
harus membuat pemain belakang sibuk dan senantiasa mengancam gawang lawan.
4)
Perlu diingat
jika “barisan kedua” pada lapangan tengah ternyata tidak berbahaya bagi gawang
lawan (karena kualitas pemain lapangan tengah yang tidak mendukung), maka
sistem ini tidak berhasil
4.
Formasi 1-3-3-3
Formasi ini hampir mirip dengan formasi 4-3-3.
Perbedaannya terletak pada formasi barisan pertahanan. Seorang center back
tidak berdampingan, melainkan masing-masing muka belakang. Pemain yang paling
belakang pada prinspnya tidk menjaga seorang lawanpun tetapi membatu rekan se
tim nya dan melindungi daerah pertahanan.
Cara melakukan formasi -3-3-3 adalah sebagai
berikut:
1)
Pemain belakang
tengah (center back) berada pada posisi dibelakang ketiga pemain
bertahan lainnya. Pemain ini biasa disebut libero
2)
Pemain libero
terkait dengan tugas penjagaan tertentu dia merupakan pemain bebas yang
tugasnya melapis atau membantu pertahanan dan melindungi daerah berbahaya.
3)
Pemain yang
berada di depan libero dapat melakukan penjagaan satu lawan (man to
man marking). Resiko untuk dilewati atau di-lob menjadi lebih kecil
karena posisi libero yang ada
dibelakang
4)
Dari posisinya
yang dibelakang seorang libero
mempunyai pandangan yang luas terhadap jalannya permainan. Dengan demikian, libero bertugas mengatur dan mengendalikn seluruh
lini perthanan
5)
Jika fungsi libero
dibatasi hanya pada kegiatan pertahanan sistem 1-3-3-3 ini berkurang sifat
onfensinya, sebab itu libero tidak harus dianggap “penyapu” saja. Namun
juga dapat ikut emembantu pada saat yag tepat. Jika hal tersebut terjadi maka
tempat yang ditinggalkan oleh libero harus diisi stopper yang
lain.
C.
Perwasitan dalam sepak bola
a.
Syarat-syarat menjadi wasit
Untuk menjadi wasit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1)
Berbadan sehat
menurut keterangan dokter (tidak berkaca mata,tidak buta warna dan penglihatan
baik)
2)
Umur antara 24
sampai 40 tahun
3)
Berijasah SMA
atau yang sederajat
4)
Memahami dan
melaksanakan janji wasit
JANJI WASIT
saya berjanji dengan
sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban saya sebagai wisit dengan sebaik
baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh dasar dan tujuan PSSI dan
menjalankan semua peraturan PSSI/KOMDA dengan sebaik-baiknya, demi keluhuran
korp wasit pada khususnya dan keolahragaan pada umumnya
|
b.
Pakaian dan perlengkapan wasit
1)
Baju lapangan
pendek atau panjang, celana pendek kaos kaki, sepatu sepak bola. Di dada
sebelah kiri dipasang badge menurut haknya dan ketentuannya
2)
Peluit diikat
dipergelangan tangan
3)
Notes (buku
kecil) dan pensil atau alat tulis yng lain.
4)
Jam wasit, stop
watch atau jam tangan
5)
Uang logam
untuk undian
6)
Cadangan peluit
dan pensil atau alat tulis yang lain.
7)
Kartu merah dan
kartu kuning
c.
Kerjasam antara wasit, hakim garis dan wasit cadangan
Dalam memimpin suatu pertandingan, wasit dibantu
oleh dua osang hakim garis. Tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya
dimulai setelah memasuki lapangan permainan. Wasit dan hakim garis warus saling
mengisi kekurangan saling membantu dan kerjasama yang baik.
Berhasil atau tidaknya seorang wasit dalam memimpin
pertandingan ditentukan dengan kemampuan kedua pembantu wasit tersebut.
Wewenang dan tugas wasit dan hakim garis pada hakekatnya harus dimenerti
sebagai kerjasama.
1)
Tugas seorang wasit
a)
Menegakkan dan
menjalankan peraturan
b)
Tidak
menjatuhkan hukuman pada saat-saat wasit itu yain bahwa dengan jalan menghukum
akan memberikan keuntungan bagi tim yang melanggar
c)
Membuat catatan
jalannya pertandingan
d)
Memberikan
tendangan langsung atau tidak langsung
e)
Memberikan
tendangan hukuman (pinalty kick)
f)
Memberikan
teguraan( peringatan), peringatan (kartu kuning) dan atau mengeluarkan dari
lapangan (kartu merah)
g)
Menghentikan
permainan untuk sementara atau seterusnya
h)
Menentukan
apakah bola yang digunakan untuk pertandingan memenuhi syarat.
2)
Tugas hakim garis
a)
Membantu tugas
wasit dengan berpegang teguh kepada peraturan-peraturan yang sudah ditentukan
b)
Memberikan
isyarat kepda wasit dalam hal sebagai berikut
(1)
Bila bola
diluar permainan harus dilakukan tendang sudut atau tendanga gawang, serta bila
terjadi bola keluar melalui garis samping harus menentukan regu mana yang
berhak untuk melakukan lemparan kedalam.
(2)
Apakah pemain
dalam posisi ofg-side.
D.
Pola penyerangan dan pola pertahanan
1.
Pola
penyerangan
Tujuan utama dari permainan sepak bola adalah
memasukkan bola ke gawang lawa. Teknik permainan yang tinggi dengan kontrol bola
yang prima kerjasama terjalin rapih, semangat yang tinggi, daya tahan yang
mengagumkan juga keberuntungan menjadikan tim dapat memenangkan pertandingan
semua usaha tersebut bertujuan untuk dapat menghasilkan goal. Kemungkinan dapat
dihasilkan gol jika terjada penyerangan ke gawang lawan.
Penyerang bertujuan untuk memasukkan bola kegawang
lawan sebanyak banyaknya. Pola penyerangan dapat dijalankan oleh suatu
kesebelasan apabila mereka sedang mengendalikan permainan dilapangan. Tajamnya
serangan dapat menentukan keberhasilan kesebelasan, baik secara individu maupun
kerja sama regu. Selain itu yang diperlukan dalam menyusun pola penyerangan
adalah sebagai berikut:
1)
Adanya pemain
yang bertugas sebagai peraturan serangan.
2)
Adanya pemain
yang bertugas sebagai pembatu seragam
3)
Adanya pemain
yang bertugas sebagai penembak utama untuk mencetak gol
4)
Adanya pemain
yang bertugas sebagai pemancing lawan yang bertahan agar teman seregu dapat
menerobos ke daerah pertahanan.
Agar pihak lawan mendapat tekanan, maka pola
penyerangan yang digunakan harus dibuat sedemikian rupa dengan kombinasi serangan
yang bervariasi. Selain itu, penyerangan harus mencari titik-titik terlemah
dari lawan. Pola penyerangan dalam permainan sepak bola yang sering digunakan
adalah sebagai berikut
1)
Pol melakukan
gerakan tersusun
2)
Pola bermain
menghadpi pertahanan sekuat tembok
3)
Pola mencari
ruang kosong
2.
Pola pertahanan
Pertahanan untuk merampas bola dan mempertahankan
wilayah, sehingga tidak terjadi gol. Pola pertahan dapat dijalankan ketika
sedang memdapatkan tekanan dari pihak penyerang. Berdasarkan cara melakukannya
pertahanan dapat dibedakan menjadi.
1)
Pola pertahan dengan men to man
Man to man artinya cara bertahan satu lawan satu
yang dilakukan didaerah pertahanan setiap pemain yang masuk kedaerah yang
dijaganya harus dikawal dengan ketat kemanupan dia bergerak didalam daerah yang
harus dipertahankannya. Jika pemain penyerang keluar dari daerah yang
dijaganya, maka menjaga bukan tugasnya lagi. Akan tetapi, penjaga tersebut
harus selalu siap dan waspada terhadap kemungkinan adanya pemain lain yang
masuk kedaerah yang dijaganya. Pola perahanan bisa diterapkan seandainya para
pemin mempunyai teknik yang baik untuk bertahan.
2)
Pola pertahanan daerah zona marking
Pola pertahanan daerah pada dasarnya adalah
bertahan didaerahnya sendiri dengan cara membentuk formasi. Prinsip pertahanan
daerah adalah sebagai berikut.
a.
Dibutuhkan
kerjasama kesebelasan yang baik.
b.
Dapat
menghambat gerakan pemain menyerang
c.
Mengamankan
daerah pertahanan dari tekanan serangan lawan.
d.
Pola pertahanan
harus dibuat sedemikian rupa membuat frustasi para penyerang
e.
Pola
penyerangan harus membentuk formasi yang kokoh
f.
Pertahanan
harus mendorong pemain lawan hingga kembali ke daerah asalnya.
3)
Pola pertahanan kombinasi man to man dan zona defence
Cara ini adalah yang paling
kompleks, yaitu setiap pemain menjaga lawannya dan dengan tiba-tiba berpindah
tempat. Kemudian tugasnya diserahkan kepada kawannya yang lebih dekat
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Sepak bola adalah permainn beregu, yang terdiri dari 11 pemain dan beberapa
cadangan yang telah disediakan dipinggir lapangan oleh pelatih yang diberi
batas oleh beberapa kompetesi dan didalam permainan sepak bola ini sangat
mengutamakan kerjasama dan kekompakan tim dalam bermain guna untuk memenangkan
pertandingan.
Untuk mencapai
semua itu harus memiliki strategi atau dan formasi tim yang bagus sehinnga kita
dapat menyerang dan bertahan dalam pertandingan, formasi adalah sistem dalam
permainan sepak bola adalah cara penempatan, ruang gerak serta pembagian tugas
dari setiap pemain dengan posisi yang ditempatinya
Dan memiliki
wasit didalamnya dan beberapa teknik penyerangan dan bertahan sehingga dapat
mensinergi suatu permainan dalam satu tim dan mengkompakkan pemain dalam setiap
tindakan yang akan diambilnya.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan di atas, maka kami
mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran-saran yang tidak menutup
kemungkinan dapat mendatangkan manfaat bagi makalah ini:
1.
Diharapkan
makalah ini bisa bermnfaat pada keilmuan yang selanjutanya yang akan menjelaskan
lebih jauh tenang judul makalah ini.
2.
Diharapkan pada makalah
ini bisa di jadikan rujukan untuk pembaca dan pelajar manusia yang ada di dunia
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Arma, Olahraga
untuk perguruan tinggi, Yogyakarta, Sastra Budaya, 1987
Ballesteros, J.M, Manual
Didactico De Atletismo, Jakarta, PB, PASI, 1979.
No comments:
Post a Comment