Saturday, 8 July 2017

makalah pewilayahan berdasarkan fenomena geografis identitas pusat pusat pertumbuhan indikator wilayah negara maju dan negara berkembang



MAKALAH
DI AJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARAAN MATA PELAJARAN
PEWILAYAH BERDASARKAN FENOMEN GEOGRAFIS, IDENTITAS PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN, INDIKATOR WILAYAH NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG,

Mata Pelajaran : Geografi
Guru Pembimbing:
 Yusmayana S.pd.i




Disusun Oleh:  Kelompok 4
Rizky juiansyah
Beni Purnama
Reni Yustika
Arifin
Elisa
MAS. AL-MANSHURY SUNGAI BAKAU BESAR LAUT
KEC. SUNGAI PINYUH KAB. MEMPAWAH KODE POS 78353
2016/2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................................
BAB I: Pembahasan
            A. pewilayah berdasarkanfenomena geografis..................................................
            B. identitas pusat-pusat pertumbuhan...............................................................
            C. indikator wilayah negara maju dan negara berkembang...............................
BAB II: penutupan
A.    Kesimpulan........................................................................................................
B.     Saran..................................................................................................................
C.     Daftar pustaka...................................................................................................

































KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah sederhana ini.
            Makalah  ini di susun dengan tujuan utama untuk melengkapi tugas wajib geografi yaitu pembuatan makalah , selain itu juga untuk melatih para siswa/siswi MA A-MANSHURY dalam menyusun makalah .
            Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman  atau pihak-pihak terkait yang telah memberikan dukungan moral atau material hingga terselesaikannya pembuatan tugas makalah ini.  
            Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan ilmu dan pengetahuan serta reperensi yang penulis milik. namun demikian penulis berharap semoga isi makalah ini dapat benar-benar bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca  pada umumnya. Selain itu juga penulis berharap adanya kritik dan saran  yang membangun dari pihak pembaca demi terwujudnya  kesempurnaan isi makalah ini, sehingga makalah betul-betul  dapat menambah pengetauhan kita dalam penulisan makalah . 
                                                                                                        Hormat saya













BAB I
PEMBAHASAN
PEWILAYAH BERDASARKAN FENOMEN GEOGRAFIS, IDENTITAS PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN, INDIKATOR WILAYAH NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG,
A.    Perwilayahan Berdasarkan Fenomena Geografis
Perwilayahan (regionalisasi) adalah suatu proses penggolongan wilayah berdasarkan kriteria tertentu. Klasifikasi atau penggolongan suatu wilayah dapat dilakukan secara formal atau dapat juga dilakukan secara fungsional. Perwilayahan secara geografis adalah pewilayahan yang didasarkan atas gejala atau objek geografi dalam hubungannya dengan letak suatu tempat di permukaan bumi. Misalnya, Indonesia merupakan suatu wilayah yang terletak di Asia Tenggara yang memiliki lintang rendah dan berada di antara Benua Asia-Australia, serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Adapun Inggris di Eropa Barat yang memiliki lintang sedang berada di Samudra Atlantik, Laut Utara, dan Selat Channel di sebelah barat Benua Eropa. Perbedaan letak dari setiap wilayah tersebut mempengaruhi terjadinya perbedaan karak teristik yang khas dari setiap wilayah di permukaan bumi.
Karakteristik yang bersifat fisik, antara lain sebagai berikut.
1. Jenis iklim, seperti suhu udara dan kelembaban udara (Atmosfer).
2. Jenis batuan, seperti jenis, tekstur, dan struktur tanah (Litosfer).
3. Jenis air, seperti hujan, arus laut, suhu air laut, dan salinitas air laut (Hidrosfer).
4. Jenis tumbuhan atau flora dan jenis binatang atau fauna (Biosfer).
Adapun karakteristik yang bersifat sosial budaya, antara lain administrasi pemerintahan, struktur penduduk, kepartaian, pola dan jenis makanan, rumah, pakaian, mata pencarian, transportasi, pendidikan, kesehatan, penguasaan Iptek, kepadatan, dan persebaran penduduk (Antroposfer). Pada awal perkembangannya, proses penggolongan wilayah hanya didasarkan pada kriteria alamiah (fisik) tetapi sejak awal abad ke-19 penggolongan wilayah berkembang secara sistematik dengan memasukan kriteria-kriteria lainnya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggolongan wilayah secara garis besar terdiri dari lima bagian, yaitu sebagai berikut.
1.      Natural Region (Wilayah Alamiah atau Fisik) adalah penggolongan wilayah yang didasarkan kepada ketampakan yang sebagian besar didominasi oleh objek-objek yang bersifat alami, seperti peng golongan wilayah pertanian dan kehutanan.
2.      Single Feature Region (Wilayah Ketampakan Tunggal) adalah penggolongan wilayah berdasarkan pada satu ketampakan, seperti penggolongan wilayah berdasarkan vegetasi, hewan, atau iklim saja.
3.      Generic Region (Wilayah Berdasarkan Jenisnya) adalah penggolongan wilayah yang didasarkan kepada ketampakan jenis atau tema tertentu, seperti di wilayah hutan hujan tropis (tropical rain forest), yang ditonjolkan hanyalah salah satu jenis flora tertentu di hutan tersebut, seperti flora anggrek.
4.      Spesifik Region (Wilayah Spesifik atau Khusus) adalah penggolongan wilayah secara spesifik yang dicirikan dengan kondisi geografis yang khas dalam hubungannya dengan letak, adat istiadat, budaya, dan kependudukan secara umum, seperti wilayah Asia tenggara, Eropa timur, dan Asia Barat Daya.
5.      Factor Analysis Region (Wilayah Analisis Faktor) adalah penggolongan wilayah berdasarkan metoda statistik-deskriptif atau dengan metoda statistik-analitik. Penentuan wilayah berdasarkan analisis faktor terutama bertujuan untuk hal-hal yang bersifat produktif, seperti penentuan wilayah yang cocok untuk tanaman jagung dan kentang.
kompleks dari tanah, air, udara, tumbuhan, hewan, dan manusia yang dipandang dari hubungan mereka yang khusus yang secara bersama-sama membentuk suatu ciri tertentu di atas permukaan bumi. Bagaimanakah pewilayahan berdasarkan fenomena geografis ? Mari cermati materi pelajaran kali ini.
 Istilah lain dari wilayah yang umum digunakan adalah ‘region’. Wilayah merupakan bagian dari permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu dan berbeda dengan wilayah lainnya. Misalnya, wilayah pedesaan memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan wilayah perkotaan dengan melihat beberapa aspek baik fisik maupun sosial.
Wilayah terbentuk dari beberapa komponen, baik komponen biotik maupun abiotik. Komponen biotik, antara lain, hewan, tumbuhan, dan manusia. Adapun yang termasuk komponen abiotik, diantaranya, air, tanah, udara, serta keadaan iklim. Komponen-komponen tersebut akan langsung berinteraksi dan mempengaruhi satu dengan yang lain, sehingga akan membentuk suatu wilayah yang mempunyai karakteristik tertentu sekaligus dapat dibedakan dengan wilayah lainnya.
Karakteristik wilayah dapat dikaji dari beberapa aspek. Contohnya, aspek fisik dan nonfisik atau sosial budaya yang menjadikan wilayah tersebut mempunyai keseragaman (homogenitas). Dalam kehidupan sehari-hari, sering dijumpai beberapa istilah, seperti wilayah permukiman, wilayah perkebunan, dan wilayah pertambangan.
Secara umum, pembagian wilayah atau disebut pewilayahan di permukaan bumi dapat didasarkan pada beberapa aspek, seperti aspek alamiah (natural region) dan aspek kebudayaan (cultural region). Ada beberapa contoh pewilayahan berdasarkan aspe alamiah yaitu:
a)      Berdasarkan ketinggian dan relief di permukaan bumi ialah wilayah pantai, wilayah dataran rendah, wilayah dataran tinggi, dan wilayah pegunungan.
b)      Berdasarkan jenis tanah, misalnya, wilayah kapur, wilayah aluvial, wilayah terrarosa, dan lain-lain.
c)       Berdasarkan keadaan iklim, yakni wilayah tropis, wilayah subtropis, wilayah sedang, dan wilayah kutub.
d)     Berdasarkan persebaran vegetasi dan faunanya, misalnya, wilayah atau bioma hutan hujan tropis, hutan musim, sabana, stepa, gurun, taiga, dan tundra.
e)      Adapun contoh-contoh wilayah berdasarkan tingkat kebudayaannya, antara lain, wilayah pedesaan dan perkotaan, wilayah industri, dan wilayah agraris.
Dalam membahas konsep wilayah, ada sebagian ahli yang hanya mengkaji gejala-gejala (fenomena) dari sifat-sifat alami saja. Misalnya, berdasarkan kesamaan ketinggian tempat sehingga terbentuk wilayah dataran tinggi atau pegunungan, perbukitan, daerah aliran sungai, dan wilayah pantai. Sebagian ahli lainnya membahas konsep wilayah berdasarkan gejala-gejala lainnya dari wilayah-wilayah tertentu, misalnya wilayah Banyumasan dengan karakteristik sebagian besar penduduknya menggunakan bahasa Banyumas, wilayah Sunda dengan bahasa Sunda, wilayah Batak dengan bahasa Batak, wilayah Minahasa dengan bahasa Minahasa, dan wilayah Banjar dengan bahasa Banjar.
Di samping itu, ahli-ahli lainnya membahas konsep wilayah berdasarkan gejala-gejala geografis yang mengaitkan gejala-gejala alami dengan gejala-gejala kemanusiaan. Misalnya, mengaitkan gejala alami (curah hujan, kondisi tanah, ketinggian, tempat, cuaca, dan iklim setempat) dengan aktivitas penduduk sehingga muncul wilayah pertanian lahan basah, wilayah pertanian lahan kering, wilayah perkebunan, wilayah peternakan, wilayah hutan lindung, wilayah pemukiman pedesaan, wilayah pemukiman perkotaan, dan wilayah perikanan pantai.
1.      Berikut penjelasan mengenai beberapa contoh pewilayahan secara geografis :
 Wilayah pertanian lahan basah
Merupakan wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya, adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin. Banyak kawasan lahan basah yang merupakan lahan subur, sehingga kerap dibuka, dikeringkan, dan dialihfungsikan menjadi lahan-lahan pertanian.
2.      Wilayah pertanian lahan kering Pertanian lahan kering adalah kegiatan pertanian yang dilakukan di lahan kering. Lahan kering ditandai dengan rendahnya curah hujan (kurang dari 250-300 mm/tahun), indeks kekeringan (rasio/perbandingan antara curah hujan dan evapotranspirasi kurang dari 0,2), variasi tanaman sangat terbatas, suhu yang sangat tinggi (melebihi 49 derajat celsius pada musim panas), serta tekstur tanah adalah pasir. Lahan kering terjadi sebagai akibat dari curah hujan yang sangat rendah, sehingga keberadaan air sangat terbatas, suhu udara tinggi, dan kelembaban rendah.
Wilayah hutan lindung. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan guna mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan lindung dapat ditetapkan di wilayah hulu sungai (termasuk pegunungan di sekitarnya) sebagai wilayah tangkapan hujan, di sepanjang aliran sungai bilamana dianggap perlu, di tepi-tepi pantai (misalnya pada hutan bakau), serta tempat-tempat lainnya sesuai fungsi yang diharapkan.
B.     Identifikasi pusat pertumbuhan
a.      Pengertian
Pusat pertumbuhan adalah kawasan yang mempunyai pertumbuhan sangat pesat di segala bidang yang dapat mempengaruhi kawasan sekelilingnya.
b.      Teori pusat pertumbuhan

a)      Teori tempat sentral oleh W. Christaller bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang senantiasa melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang sentral.
b)     Teori kutub pertumbuhan oleh Perroux, bahwa kutub pertumbuhan merupakan fokus dalam wilayah ekonomi yang abstrak yang memancarkan kekuatan sentrifugal dan sentripetal yang menarik
c)      Teori polarisasi oleh Gurnal Myrdal
Bahwa setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan memiliki daya tarik terhadap tenaga buruh dan daerah pinggiran
1.      Faktor yang mempengaruhi pusat pertumbuhan
a)      Faktor alam : iklim, tanah, air,mineral
b)      Faktor budaya : iptek, industri, sarana transportasi
c)      Faktor sosial : pendidikan, kesehatan
2.      Pusat-pusat pertumbuhan di Indonesia
Ø  Wilayah I : Aceh dan Sumatera Utara, berpusat di Medan
Ø  Wilayah II : Sumatera Barat dan Kepulauan Riau, berpusat di Pekanbaru
Ø  Wilayah III : Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Bangka Belitung, berpusat di Palembang
Ø  Wilayah IV : Jakarta, Banten, Jawa Barat dan DIY, berpusat di Jakarta
Ø  Wilayah V : Kalimantan Barat, berpusat di Pontianak
Ø  Wilayah VI : Jawa Timur dan Bali berpusat di Surabaya
Ø  Wilayah VII : Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, berpusat di Balikpapan dan Samarinda
Ø  Wilayah VIII : Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, berpusat di Makassar
Ø  Wilayah IX : Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Gorontalo, berpusat di Manado
Ø  Wilayah X : Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua bagian barat, berpusat di Sorong


Wilayah tersebut dibagi menjadi :
1)      Wilayah pembangunan utama A : wilayah I dan II berpusat di Medan
2)      Wilayah pembangunan utama B : wilayah III, IV dan V berpusat di Jakarta
3)      Wilayah pembangunan utama C : wilayah VI dan VII berpusat di Surabaya
4)      Wilayah pembangunan utama D : wilayah VII, VIII, IX dan X berpusat di Makassar
C.     POLA NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG
Guna mengetahui sebuah negara termasuk dalam negara maju atau berkembang dapat dilakukan dengan dua metode:
·         Metode bersifat deskriptif, Metode bersifat deskriptif merupakan upaya untuk mempelajari gejala-gejala perekonomian yang terjadi di masyarakat yang berhubungan dengan besarnya pendapatan.
·         Metode bersifat kuantitatif, Metode bersifat kuantitatif merupakan upaya untuk mempelajari gejala-gejala ekonomi di masyarakat yang berhubungan dengan data-data statistik.
a)      Ciri negara berkembang dan negara maju
1.      Ciri-ciri negara berkembang
Ø  Menurut Prof. Harvey Leibenstein
1)      Sebagian besar penduduknya beraktivitas dalam bidang pertanian
2)      Adanya pengangguran tersembunyi dan kurangnya kesempatan kerja di luar bidang pertanian
3)      Modal per orang kecil
4)      Pendapatan per orang rendah
5)      Tingkat kebutuhan rendah
6)      Tabungan sedikit
7)      Sebagian besar pengeluaran untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan dan kebutuhan primer lainnya
8)      Adanya ekspor barang produksi primer
9)      Volume perniagaan per kapita sangat rendah
10)  Fasilitas kredit dan marketing kurang baik
11)  Fasilitas perumahan baik
Ø  Menurut Meier dan Baldwin
1)      Merupakan negara produsen barang-barang primer
2)       Kekurangan modal
3)      Penduduknya miskin dan melarat
4)      Menghadapi masalah tekanan penduduk
5)      Mempunyai sumber-sumber alamiah yang belum dieksploitasi



Ø  Menurut General of United Nation Spacial for Economic Developm
1)      Penduduknya miskin, banyak pengemis di kota dan penduduk desa hidup pada tingkat subsistem
2)      Rumah-rumah sakit dan lembaga-lembaga perguruan tinggi masih jarang
3)      Sebagian besar penduduknya masih buta huruf
4)      Sistem perbankan yang kurang baik, pinjaman yang kecil berasal dari orang-orang yang mempunyai uang biasanya bersifat ijon
5)      Kegiatan-kegiatan ekspor terutama berupa bahan-bahan dasar, bijih besi dan kadang-kadang mewah

ü  Ciri-ciri negara maju
1)      Pendapatan per kapita tinggi
2)       Angka pertumbuhan penduduk kecil
3)      Angka kematian kecil
4)      Memiliki kualitas sumber daya manusia tinggi, sehingga kesejahteraan masyarakat tinggi
5)      Kemajuan teknologi dan pembangunan ekonomi yang bergerak cepat
6)      Sumber daya alam sudah diolah secara efektif

a.      Indikator keberhasilan dengan tepat negara maju menurut UNSRID Tahun 1997
Indikator untuk mengetahui perkembangan suatu negara adalah pendapatan rasional, pendapatan per kapita, indeks pembangunan manusia dan pemenuhan kebutuhan pokok.
1)      Pendapatan Nasional (Gross National Product / GNP)
Pendapatan nasional dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pendapatan per kapita : pendapatan nasional dibagi dengan jumlah penduduk
2)      Indeks mutu hidup
Ditentukan berdasarkan 3 faktor yaitu : angka kematian bayi, angka harapan hidup dan tingkat melek huruf
3)      Indeks pembangunan manusia
Indeks pembangunan manusia adalah ukuran standar PBB yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas sumber daya manusia antara lian umur, pendidikan, kesehatan dan standar hidup
Pemenuhan kebutuhan pokok Kebutuhan pokok meliputi nutrisi, pendidikan dasar, kesehatan, sanitasi, suplai air dan perumahan yang cukup
a)      Tahap Prakondisi Lepas Landas (The Precondition for Take Off)
Ciri-cirinya adalah :
       I.            Masyarakatnya sedang menuju pada perubahan di segala bidang baik ekonomi, sosial maupun politik
    II.            Masyarakatnya makin mengenal teknologi yang lebih produktif
 III.            Masyarakat mulai mengenal lembaga keuangan sebagai tempat menabung
 IV.            Kegiatan perekonomian bergerak lebih maj
    V.            Tahap Lepas Landas (Take Off)
Ciri-cirinya adalah :
a. Usaha produksi yang dilakukan terus berkembang
b. Pertumbuhan ekonomi makin mantap
c. Kegiatan industri lebih dominan di dalam pertumbuhan ekonomi
d. Pendapatan per kapita terus meningkat
4)      Tahap Gerak Menuju Kematangan (The Drive for Maturerity)
Ciri-cirinya adalah :
a. Pertumbuhan ekonomi berlangsung terus-menerus
b. Penggunaan teknologi makin tinggi
c. Struktur ekonomi makin mantap
d. Industri modern makin banyak tumbuh dan berkembang
5)      Tahap Konsumsi Masa Tinggi (The Age of High Mass Consumption)
Ciri dalam tahap ini antara lain daya beli masyarakat terhadap kebutuhan pokok sudah sangat tinggi
Ø  Contoh negara berkembang dan negara maju
Contoh negara berkembang
a.       Cina
b.      Brasil
c.       Saudi Arabia
d.      India
e.       Afrika Selatan

Ø  Contoh negara maju
a.       Amerika Serikat
b.      Jepang
c.       Negara-negara di Eropa Barat
d.      Australia

















BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Secara umum, peta merupakan gambaran konvesional permukaan bumi yang diskalakan. Peta berfingsi untuk menunjukkan letak/lokasi suatu data atau kenampakan dipermukaan bumi
Penginderaan jauh ( remote sensing ) adalah proses membaca dari jarak jauh menggunakan berbagai sensor sehingga diperoleh data yang kemudian akan dianalisis menjadi sebuah informasi.
SIG adalah system computer yang mampu mengumpulkan, menimpan , memanipulasi, mengintegrasikan dan menganalisis informasi-informasi yang berhubungan dengan permukaan bumi.
Pengelompokan Negara maju dan berkembang umumnya didasarkan pada GNP , struktur mata pencaharian, produktivitas tenaga kerja, penggunaan energy per orang, fasilitas transfortasi, serta penggunaan logam yang telah diolah.

B.     SARAN
Dengan adanya pelajaran geografi seharusnya masyarakat dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang alam, tetapi kenyataaannya masih banyak masyarakat yang belum bias memanfaatkan alam yang kita miliki dengan sebaik-baiknya.
Dengan mempelajari ilmu geografi, diharapkan agar masyarakat tidak lagi berfikiran kuno tentang penyebab kejadian-kejadian alam.
Dengan belajar geografi yang salah satu konsep dasarnya adalah globalisasi seharusnya kita sebagai generasi muda tidak terseret kedalam dampak negatif dari globalisasi tersebut.







DAFTAR PUSTAKA
Uli H, Marah & Asep Mulyadi. 2007. Geografi Untuk SMA Dan MA Kelas XII. Gelora Aksara Pratama : Jakarta
Lillesland, Thomas. M dan Ralph W. Kiefer. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Sutanto. 1979. Pengetahuan Dasar Interpretasi Citra. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

No comments:

Post a Comment